WASHINGTON - Teknologi. Begitu cepat ia berkembang,
begitu deras lajunya. Dengannya, manusia bisa memperpanjang hidup,
manusia bisa terbang ke luar angkasa. Tapi juga dengannya, manusia mulai
menghancurkan planet Bumi secara perlahan. Bersamaan dengan teknologi
yang terus berkembang, bagaimana kehidupan Bumi di masa datang?
Berbagai
ilmuwan dari segala bidang dan dari berbagai negara melakukan pertemuan
pada 12 September lalu di Library of Congress, Washington, untuk
mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan masa depan Bumi. Di hari depan,
makhluk hidup apa yang mampu dipertahankan oleh manusia? Seperti apa
kehidupan jauh di masa datang? Dan akankah manusia memiliki keterikatan
jangka panjang dengan teknologi. Para peneliti menyimpulkan, mungkin
hanya manusia satu-satunya makhluk hidup yang tinggal di Bumi.
"Yang
membedakan manusia dengan makhluk hidup lain adalah kemampuan
beradaptasi yang hebat," kata David Grinspoon, ilmuwan NASA. Grinspoon
menambahkan, manusia mungkin tak bisa memprediksikan bagaimana kehidupan
di masa datang, tetapi bisa memperkirakannya menggunakan kerangka ilmu
pengetahuan, sejarah, dan imajinasi manusia itu sendiri.
Beberapa
ilmuwan menggunakan teori anthropocen untuk menjelaskan tentang
periode-periode di Bumi dari masa ke masa. Tentang ekosistem planet yang
hilang dan yang mampu bertahan hidup. Dari era ke era, manusia adalah
makhluk hidup yang sudah ada pada masa pra sejarah dan hidup hingga saat
ini.
Satu masalah besar yang dipastikan akan menimpa umat
manusia adalah hilangnya keanekaragaman hayati. "Barangkali pada
akhirnya kita hanya akan memiliki satu jenis kupu-kupu," David Biello,
ilmuwan sekaligus jurnalis dari Amerika mengatakan seperti dikutip LiveScience, Senin (16/9/2013).
Sejauh
ini kemampuan manusia untuk beradaptasi dan memodifikasi kebutuhan
lingkungannya telah menyalamatkan hingga saat ini. Tapi untuk di masa
yang akan datang, manusia harus melihat dirinya sendiri sebagai makhluk
hidup satu-satunya di Bumi.
Seorang paleoantropolog sekaligus
kurator National Museum of Natural History, Rick Potts, mengatakan
manusia membutuhkan lebih banyak tanggung jawab moral. Potts mengaitkan
kurangnya tanggung jawab manusia dengan konsep 'the tragedy of the
commons, konsep dalam ilmu ekonomi yang menyatakan manusia mengabaikan
berbagi sumber daya alam dengan yang lain. Manusia lebih bersikap dan
beraksi untuk dirinya sendiri ketimbang tumbuh bersama alam.
"Manusia
telah mengubah dunia alam menjadi dunia manusia. Tapi perubahan budaya
manusia merupakan fenomena alamiah," pungkas Potts.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon Saran dan Komentarnya